๐ฆฎ Bagaimana Kondisi Sel Inang Pada Saat Daur Litik Dan Lisogenik
Bagaimanakondisi sel inang pada saat daur litik dan daur lisogenik? - 1459909 toko465 toko465 15.11.2014 Biologi Sekolah Menengah Atas terjawab Bagaimana kondisi sel inang pada saat daur litik dan daur lisogenik? 2 Lihat jawaban Iklan Iklan fiondh fiondh Pada saat daur titik sel inang pecah dan pada saat daur lisogenik sel inang tidak pecah.
Dalam proses reproduksi virus, ada tahapan daur litik dan tahapan daur lisogenik. Pada dasarnya, virus adalah elemen genetik yang mengandung salah satu asam nukleat, yakni asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA).. Jika dikelompokkan, virus bisa berada dalam kondisi yang berbeda, yakni ada yang di dalam tubuh inang (intraseluler) dan ada yang di luar tubuh inang
Litik setelah terbentuk bakteri virus baru terjadilah litik/pecah sel. Virus - virus baru yang terbentuk berhamburan keluar sel inang dan siap untuk menyerang sel inang baru. Gambar siklus lisogenik dapat dilihat seperti berikut. Demikian tadi ulasan daur litik dan lisogenik pada perkembangbiakan virus, terima kasih sudah mengunjungi
Menempelnyavirus pada sel inang pada bagian reseptor. Selama siklus litik, gen virus dengan cepat mengubah sel inang menjadi pabrik untuk replikasi virus. Dna virus akan melebur pada dna sel inang saat fase lisogenik. Daur litik secara singkat akan menghancurkan sel (lisis) sedangkan daur lisogenik tidak hancur, hanya pada kondisi tertentu
Berdasarkantahapan tersebut, siklus hidup virus dapat dibedakan lagi menjadi siklus /daur litik dan siklus / daur lisogenik. 1. Daur Litik Replikasi virus dalam sel inang merupakan peristiwa yang sangat kompleks, tahap demi tahap dari proses sintesis, mulai dari terinfeksinya sel inang sampai pembebasan partikel-partikel virus.
Profagehanya akan bereplikasi ketika asam nukleat sel inang bersintesis dan melakukan pembelahan. Profage ikut membelah ketika DNA bereplikasi, sehingga jumlah profage akan sama dengan jumlah DNA hasil replikasi sel inang. (memasuki daur litik) Pada saat kondisi lingkungan buruk, profage yang semula tenang dan tidak merusak akan menjadi
Padasiklus litik, kondisi awal sel inang adalah non-virulen. Sementara pada siklus lisogenik sel inang bersifat virulen. (memasuki daur litik) Pada saat kondisi lingkungan buruk, profage yang semula tenang dan tidak merusak akan menjadi aktif. Sama seperti daur litik, pada daur lisogenik DNA dan RNA dari sel inang kemudian digunakan
DefinisiDaur Lisogenik. Ada daur ini membran plasma tidak mengalami lisis,tetapi setelah daur ini selesai dilanjutkan lagi ke daur litik. Daur hidup lisogenik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase pengabungan dan fase pembelahan.ini. Fase dicirikan inang yang digunakan untuk reproduksi , mahkluk hidup sebagai
Halinilah yang menyebabkan virus mengubah mekanisme reproduksinya dari cara lisogenik menjadi cara litik. Pada siklus lisogenik, terjadi sejumlah peristiwa, termasuk tidak terbentunya virion baru; sel inang mengandung profaga (gabungan DNA virus dengan kromosom sel inang); dan sel inang tidak rusak atau tidak mati, bahkan dapat membelah diri.
Berikutperbedaan keduanya: 1. Keadaan inang - Pada daur hidup litik diikuti dengan kematian inangnya pada akhir dari siklus sedangkan pada daur lisogenik inangnya tidak mati. 2. Kondisi inang (awal) - Pada daur litik bersifat non-virulen sedangkan pada daur lisogenik bersifat virulen. 3.
Adadua cara replikasi virus yaitu daur litik dan daur lisogenik. Meskipun media yang digunakan oleh virus masuk dan keluar dari sel induk berbeda-beda, tapi mekanisme dasar pengadaannya sama untuk semua virus. ekor berkontraksi sehingga ekor tertarik ke dalam sel. Ketika ujung inti ekor sampai pada membran plasma sel bakteri, DNA yang
Halini tentunya menjadi perbedaan siklus litik dan lisogenik yang mendaur ulang virus yang ada. Apabila sel inang berkembangbiak, maka genetik virus akan mewariskan kepada sel yang dihasilkan. Virus ini juga bisa melakukan daur lisogenik ketika mampu untuk aktif dan juga akan melakukan siklus litik. Hal tersebut bisa terjadi lantaran dipicu
RS4bO. Siklus litik daur litik dan siklus lisogenik daur lisogenik adalah dua siklus reproduksi yang dapat dilakukan oleh virus. Untuk melakukan reproduksi, virus memerlukan inang karena mereka tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Pada sel inangnya, virus baru bisa memperbanyak dirinya dengan menjalani siklus litik atau siklus lisogenik. Mari kita kenali lebih jauh seputar kedua siklus reproduksi virus ini. Siklus litik Siklus litik adalah salah satu siklus yang dianggap sebagai metode utama dalam reproduksi virus. Saat virus menginfeksi bakteri bakteriofag, mereka akan membajak sistem molekuler sel untuk menghasilkan keturunan. Daur litik diakhiri dengan pecahnya sel kematian sel yang terinfeksi dan kemudian melepaskan virus peranakan. Pada gilirannya virus baru akan menyebar dan menginfeksi sel lainnya. Tahap-tahap siklus litik Berikut adalah penjelasan seputar tahap-tahap siklus litik sebagai metode reproduksi virus. 1. Absorpsi perlekatan Pada tahap absorpsi, partikel virus virion akan menempelkan ekornya pada permukaan sel yang menjadi inang. Virus melekat pada reseptor, yaitu protein khusus pada membran plasma inang yang mengenali virus. 2. Penetrasi Pada tahap penetrasi, virus akan menembus membran sel dan masuk ke sitoplasma, misalnya dengan mendegradasi sel menggunakan enzim tertentu. Setelah dinding sel melemah, materi genetik virus DNA akan meninggalkan kapsid dan disuntikkan ke dalam inti sel inang. Untuk mencegah terdeteksi oleh sistem kekebalan, materi genetik ini terkadang bisa melingkar untuk meniru bakteri. 3. Transkripsi Pada tahap transkripsi, virion akan mengambil alih proses biologis sel, lalu memulai mekanisme transkripsi untuk menghasilkan fag phage dan protein yang diperlukan virus untuk melakukan reproduksi. 4. Replikasi atau sintesis Fase replikasi atau sintesis merupakan fase di mana sel inang menghasilkan profag genom virus secara terus-menerus melalui tiga tahap Fase replikasi awal protein virus mencegah terjadinya pembentukan protein bakteri inang. Fase replikasi tengah asam nukleat virus ditranskripsi. Fase replikasi akhir kepala dan ekor virus peranakan diproduksi. Pada fase ini, sel juga dapat memproduksi komponen virus, yaitu asam nukleat dan protein, untuk kapsid. 5. Perakitan pematangan Fase perakitan merupakan fase penyusunan asam nukleat dan protein virus menjadi virion yang utuh. Virion menjalani proses pematangan menjadi fag virus dewasa, yang dilengkapi dengan kepala dan ekor. 6. Fase litik Terakhir, terjadi fase litik di mana sel dinding kemudian dipecah oleh enzim virus. Fase ini menyebabkan tekanan osmotik yang menyebabkan pecahnya dinding sel bakteri. Sebagai konsekuensinya, semua virion dewasa terlepas ke sekelilingnya, dan kemudian menginfeksi bakteri baru untuk bereplikasi. Baca JugaCiuman Menularkan HIV, Benarkah Penularan HIV Melalui Air Liur Dapat Terjadi?Ebola Kembali Merebak di Afrika, Indonesia Tidak Terancam13 Penyebab Demam pada Anak dan Cara Mengatasinya Siklus lisogenik Siklus lisogenik adalah siklus reproduksi virus yang melibatkan integrasi asam nukleat virus ke dalam genom sel inang sehingga menciptakan profag prophage. Virus tidak menghancurkan sel dalam siklus lisogenik. Bakteri terus hidup dan bereproduksi secara normal, sementara materi genetik di dalam profag kemudian ditransmisikan ke sel anak bakteri. Tahap-tahap siklus lisogenik Berikut adalah penjelasan mengenai tahap-tahap siklus lisogenik sebagai metode reproduksi virus. 1. Absorpsi dan infeksi Pada tahap absorpsi dan infeksi, virus akan menempel di tempat yang spesifik pada sel bakteri untuk melakukan infeksi. 2. Penetrasi Pada tahap penetrasi, genom virus berintegrasi atau bergabung ke dalam sel inang. 3. Penggabungan Pada tahap penggabungan, genom virus bergabung atau berinteraksi ke dalam genom sel untuk membentuk profag. 4. Replikasi Pada tahap replikasi, polimerasi DNA sel inang akan menyalin kromosom inang. Sel kemudian akan membelah, sementara kromosom virus ditransmisikan ke sel anak. Genom virus di dalam profag bisa semakin bertambah apabila sel bakteri terus-menerus mengalami pembelahan. Perbedaan sikus litik dan lisogenik Sementara itu, berikut adalah beberapa perbedaan daur litik dan lisogenik yang bisa diidentifikasi. DNA virus tidak terintegrasi pada siklus litik, sementara pada siklus lisogenik terjadi integrasi DNA virus ke dalam DNA sel inang. DNA inang pada daur litik terhidrolisis, sementara DNA inang pada siklus lisogenik tidak terhidrolisis. Perbedaan siklus litik dan lisogenik juga dapat dilihat dari tidak adanya tahap profag pada siklus litik, sementara siklus lisogenik mengalaminya. Replikasi DNA virus pada siklus litik terjadi secara independen, sementara pada lisogenik terjadi bersama DNA inang. Siklus litik terjadi dalam waktu singkat, sementara lisogenik dapat memakan waktu yang lebih lama. Mekanisme seluler diambil alih oleh genom virus pada daur litik, sementara mekanisme seluler sel inang mengalami gangguan oleh genom virus pada daur lisogenik. Itulah penjelasan dan perbedaan mengenai siklus litik dan lisogenik. Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, genom virus pada siklus lisogenik dapat terpisah dari profag dan memasuki siklus litik. Akan tetapi, belum jelas apa yang memicu terjadinya pemisahan tersebut. Gejala umum yang menjadi pemicunya adalah hormon, tingkat stres tinggi adrenalin, dan energi bebas di dalam sel yang terinfeksi. Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Bagaimana Kondisi Sel Inang Pada Saat Daur Litik Dan Lisogenik โ Daur litik dan lisogenik adalah dua fase dalam siklus kehidupan virus. Saat daur litik, virus menggabungkan genomnya dengan genom sel inang, dan saat daur lisogenik, genom virus teraktivasi oleh sel inang dan menghasilkan partikel virus baru. Kondisi sel inang pada saat daur litik dan lisogenik sangat penting untuk memahami mekanisme replikasi virus. Pada daur litik, genom virus berikatan dengan genom sel inang. Sel inang yang dipilih harus memiliki kondisi yang tepat untuk memungkinkan replikasi virus. Sel inang harus memiliki kualitas DNA yang baik, dengan jumlah kromosom yang tepat dan struktur genom yang konsisten. Selain itu, sel inang harus memiliki sintesis protein yang aktif dan metabolisme yang efisien, sehingga genom virus dapat diaktivasi dan diintegrasikan dengan genom sel inang. Selain itu, sel inang juga harus memiliki kondisi yang tepat untuk menghasilkan partikel virus baru. Proses ini dikenal sebagai daur lisogenik. Sel inang harus memproduksi komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat partikel virus baru, seperti protein, RNA, dan kapsid. Selain itu, sel inang juga harus memiliki mekanisme untuk mengaktifkan genom virus dan memproduksi partikel virus. Kondisi sel inang pada saat daur litik dan lisogenik sangat penting untuk menjamin replikasi virus yang berhasil. Sel inang harus memiliki kondisi yang tepat untuk mengaktifkan genom virus, mengintegrasikannya dengan genom sel inang, dan memproduksi partikel virus baru. Kondisi tersebut harus dipenuhi untuk memastikan replikasi virus berhasil. Tanpa persyaratan ini, replikasi virus akan gagal dan virus tidak akan dapat menyebar. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Bagaimana Kondisi Sel Inang Pada Saat Daur Litik Dan โ Daur litik dan lisogenik adalah dua fase dalam siklus kehidupan โ Sel inang harus memiliki kualitas DNA yang baik, dengan jumlah kromosom yang tepat dan struktur genom yang โ Sel inang juga harus memiliki sintesis protein yang aktif dan metabolisme yang efisien untuk memungkinkan replikasi โ Sel inang harus memproduksi komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat partikel virus baru, seperti protein, RNA, dan โ Sel inang juga harus memiliki mekanisme untuk mengaktifkan genom virus dan memproduksi partikel โ Kondisi sel inang pada saat daur litik dan lisogenik sangat penting untuk menjamin replikasi virus yang berhasil. โ Daur litik dan lisogenik adalah dua fase dalam siklus kehidupan virus. Daur litik dan lisogenik adalah dua fase dalam siklus kehidupan virus. Fase litik terjadi ketika virus menginfeksi sel inang. Pada fase ini, virus akan menggunakan mekanisme replikasi untuk menyebarkan genomnya ke sel inang, menghasilkan virus baru, dan menyebabkan kerusakan pada sel. Fase lisogenik terjadi ketika virus masuk ke sel inang dan mengintegrasikan genomnya ke dalam genom sel inang. Genom virus yang diintegrasikan dapat โtidurโ untuk jangka waktu yang lama. Kondisi sel inang saat daur litik dan lisogenik dipengaruhi oleh virus yang menginfeksinya. Pada fase litik, sel inang akan mengalami perubahan morfologi dan fisiologi yang disebabkan oleh replikasi virus. Sel inang mungkin akan mengalami perubahan bentuk, perubahan dalam jumlah sel, dan juga mengalami kerusakan DNA. Selain itu, sel inang akan mengeluarkan berbagai jenis protein yang akan memfasilitasi replikasi virus. Selain itu, sel inang juga akan melepaskan berbagai jenis partikel virus yang akan membantu menyebarkan virus ke sel lain. Pada fase lisogenik, sel inang tidak akan mengalami banyak perubahan. Genom virus yang diintegrasikan akan โtidurโ di dalam genom sel inang dan hanya akan aktif bila sel inang mengalami stres tertentu. Sel inang juga akan mengeluarkan berbagai jenis protein yang akan mengontrol aktivasi genom virus. Ketika sel inang mengalami stres tertentu, genom virus lisogenik akan mengalami replikasi dan menyebarkan virus baru ke sel lain. Kesimpulannya, virus akan mengubah sel inang pada fase litik dan lisogenik. Pada fase litik, virus akan memfasilitasi replikasi genomnya dan menyebabkan kerusakan pada sel inang. Pada fase lisogenik, genom virus dapat โtidurโ di dalam sel inang dan hanya akan aktif bila sel inang mengalami stres tertentu. Namun, pada kedua fase tersebut, sel inang akan mengeluarkan berbagai jenis protein yang akan membantu mengontrol replikasi virus. โ Sel inang harus memiliki kualitas DNA yang baik, dengan jumlah kromosom yang tepat dan struktur genom yang konsisten. Daur litik dan lisogenik adalah proses penting dalam replikasi virus. Dalam proses ini, virus menggunakan sel inang untuk menyebarkan genetiknya. Proses ini terjadi ketika virus berinteraksi dengan sel inang, menyebabkan perubahan genetik dalam sel. Proses ini juga dikenal sebagai proses kerusakan, yaitu ketika sel inang terpengaruh oleh virus dan perubahan struktur, jumlah, atau komposisi genetiknya. Sel inang harus memiliki kualitas DNA yang baik, dengan jumlah kromosom yang tepat dan struktur genom yang konsisten agar proses daur litik dan lisogenik berjalan dengan lancar. Kualitas DNA yang baik mencakup struktur molekul DNA yang konsisten, jumlah kromosom yang tepat, dan jumlah komponen genetik yang tepat. Jika kualitas DNA tidak baik, daur litik dan lisogenik tidak akan berhasil. Selain itu, sel inang harus memiliki komponen seluler yang tepat untuk memastikan bahwa proses replikasi virus berjalan lancar. Komponen seluler yang tepat meliputi komponen protein dan seluler inti yang tepat, seperti ribosom, polimerase, dan enzim lainnya. Komponen ini memainkan peran penting dalam proses replikasi virus, karena mereka membantu mengaktifkan genom virus dan mengatur pembagian genetik di antara sel inang dan virus. Selain itu, sel inang juga harus memiliki kondisi yang tepat agar proses replikasi virus berjalan lancar. Kondisi yang baik meliputi kelimpahan nutrisi, suhu yang tepat, dan kondisi oksigen yang tepat. Kondisi ini membantu mengatur proses replikasi virus dan memastikan bahwa virus memiliki cukup nutrisi untuk replikasi. Kesimpulannya, daur litik dan lisogenik adalah proses penting dalam replikasi virus, dan sel inang memainkan peran penting dalam proses ini. Sel inang harus memiliki kualitas DNA yang baik, dengan jumlah kromosom yang tepat dan struktur genom yang konsisten. Selain itu, sel inang juga harus memiliki komponen seluler yang tepat dan kondisi yang baik agar proses replikasi virus berjalan lancar. โ Sel inang juga harus memiliki sintesis protein yang aktif dan metabolisme yang efisien untuk memungkinkan replikasi virus. Sel inang adalah suatu organisme yang memungkinkan replikasi virus. Tanpa sel inang, virus tidak dapat berkembang biak. Dalam kondisi sel inang, virus dapat menggunakan sintesis protein dan metabolisme sel inang untuk mereplikasi diri. Virus jenis DNA mendapatkan keuntungan dari sintesis protein sel inang, sebagai pengganti sintesis protein sendiri. Sel inang dapat berada dalam dua keadaan, yaitu daur litik atau lisogenik. Daur litik adalah keadaan sel inang saat virus memasuki sel dan memulai replikasi. Virus masuk ke dalam sel inang dan menggandakan dirinya menjadi beberapa kopi. Sel inang pada keadaan ini mengalami perubahan struktur dan fungsional. Daur litik ditandai dengan peningkatan aktivitas enzim, peningkatan produksi sintesis protein, dan perubahan jalur metabolisme sel inang. Sel inang juga harus memiliki sintesis protein yang aktif dan metabolisme yang efisien untuk memungkinkan replikasi virus. Bagian dari sintesis protein aktif ini adalah sintesis protein viral. Sintesis protein viral digunakan oleh virus untuk memproduksi komponen yang diperlukan untuk mereplikasi dirinya. Selain itu, sel inang juga harus memiliki jalur metabolisme yang efisien untuk mengkonsumsi bahan baku yang dibutuhkan oleh virus untuk replikasi. Lisogenik adalah keadaan sel inang saat virus masuk ke dalam sel inang, tetapi tidak memulai replikasi. Virus dapat menyebabkan sel inang mengalami perubahan struktur dan fungsional, tetapi ini tidak sebesar perubahan yang terjadi selama daur litik. Dalam keadaan lisogenik, aktivitas enzim dan sintesis protein di dalam sel inang tetap sama dengan sebelum virus masuk. Kesimpulannya, daur litik dan lisogenik adalah dua keadaan sel inang yang dapat dipengaruhi oleh virus. Dalam keadaan daur litik, sel inang mengalami perubahan struktur dan fungsional yang signifikan, yang memungkinkan replikasi virus. Selain itu, sel inang juga harus memiliki sintesis protein yang aktif dan metabolisme yang efisien untuk memungkinkan replikasi virus. Dalam keadaan lisogenik, sel inang tidak mengalami perubahan yang signifikan, sehingga tidak ada replikasi virus. โ Sel inang harus memproduksi komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat partikel virus baru, seperti protein, RNA, dan kapsid. Sel inang adalah organisme yang memungkinkan virus untuk berkembang. Daur litik dan lisogenik adalah dua tahapan dalam replikasi virus. Sel inang berperan dalam kedua tahapan ini. Sel inang harus memproduksi komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat partikel virus baru, seperti protein, RNA, dan kapsid. Dalam daur litik, virus menggunakan enzimnya sendiri untuk memasuki sel inang dan menggunakan sintesis transkripsi untuk mengkopi genomnya dan memproduksi protein. Setelah itu, genom virus dan proteinnya akan diisolasi, diubah, dan dikemas kembali menjadi partikel virus baru. Sementara itu, dalam daur lisogenik virus menyisipkan genomnya ke dalam kromosom sel inang. Genom virus akan disembunyikan dalam kromosom sel inang hingga stimulus tertentu yang menyebabkan genom virus aktif. Pada saat ini, virus akan mulai mengkopi genomnya dan memproduksi protein. Selanjutnya, genom virus akan diisolasi, diubah, dan dikemas kembali menjadi partikel virus baru. Untuk menghasilkan partikel virus baru dalam kedua daur litik dan lisogenik, sel inang harus menghasilkan komponen-komponen tertentu yang diperlukan untuk membuat partikel virus baru. Komponen-komponen ini termasuk protein, RNA, dan kapsid. Protein virus berfungsi untuk mengatur aktivitas virus, sementara RNA virus mengandung informasi genetik. Kapsid adalah struktur luar yang melindungi genom virus. Komponen-komponen ini dibentuk melalui proses sintesis protein dan transkripsi dan diisolasi, diubah, dan dikemas kembali menjadi partikel virus. Selain itu, sel inang juga harus menghasilkan substrat untuk proses replikasi virus. Substrat ini termasuk zat makanan, oksigen, dan nutrisi lainnya yang diperlukan virus untuk berkembang. Tanpa substrat ini, virus tidak dapat melakukan replikasi. Sel inang juga harus menghasilkan enzim untuk memungkinkan virus untuk mengkopi genomnya dan memproduksi protein. Dalam kedua daur litik dan lisogenik, sel inang berperan penting dalam menghasilkan komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat partikel virus baru. Selain itu, sel inang juga harus menghasilkan substrat dan enzim yang diperlukan untuk proses replikasi virus. Dengan demikian, sel inang memainkan peran penting dala menghasilkan partikel virus baru dalam daur litik dan lisogenik. โ Sel inang juga harus memiliki mekanisme untuk mengaktifkan genom virus dan memproduksi partikel virus. Pada daur litik dan lisogenik, sel inang sangat penting untuk menyediakan lingkungan yang kondusif untuk replikasi virus. Sel inang juga harus memiliki mekanisme untuk mengaktifkan genom virus dan memproduksi partikel virus. Daur litik dimulai ketika virus berinteraksi dengan sel inang. Virus biasanya berinteraksi dengan sel inang melalui mekanisme yang disebut infeksi. Pada saat infeksi, virus memasuki sel inang dan melepaskan genomnya, yaitu DNA atau RNA, ke dalam cytoplasm sel inang. Sel inang kemudian mengaktifkan genom virus yang telah masuk dan memulai replikasi virus. Ketika genom virus telah berhasil masuk dan diaktifkan, sel inang akan mulai memproduksi komponen-komponen virus. Ini termasuk protein-protein yang diperlukan untuk membangun partikel virus. Setelah produksi komponen virus selesai, sel inang akan melakukan pengangkutan intraseluler dan mengatur komponen-komponen virus sehingga mereka membentuk partikel virus baru. Setelah partikel virus siap, mereka akan dilepaskan dari sel inang dan mencari untuk memasuki sel-sel lain. Proses ini disebut daur litik. Pada daur litik ini, virus berinteraksi dengan sel inang yang baru dan mengulangi infeksi, replikasi, dan produksi partikel virus. Daur lisogenik berbeda dari daur litik, tetapi proses yang dimulai dengan infeksi sel inang tetap sama. Pada daur lisogenik, genom virus tidak diaktifkan, tetapi menyatu dengan genom sel inang. Genom virus ini disebut lisogen. Lisogen dapat bertahan dalam sel inang selama berabad-abad, dan tidak akan menyebabkan replikasi virus atau produksi partikel virus. Namun, ketika kondisi memungkinkan, lisogen dapat mengaktifkan genom virus dan memulai produksi partikel virus. Proses ini disebut induksi lisogenik. Ketika genom virus diaktifkan, sel inang akan mulai memproduksi protein-protein yang diperlukan untuk membangun partikel virus. Setelah produksi komponen virus selesai, sel inang akan melakukan pengangkutan intraseluler dan mengatur komponen-komponen virus sehingga mereka membentuk partikel virus baru. Partikel virus baru ini kemudian akan dilepaskan dari sel inang dan mencari untuk memasuki sel-sel lain. Proses ini disebut daur lisogenik. Pada daur lisogenik ini, virus berinteraksi dengan sel inang yang baru dan mengulangi infeksi, replikasi, dan produksi partikel virus. Kesimpulannya, sel inang harus memiliki mekanisme untuk mengaktifkan genom virus dan memproduksi partikel virus, baik pada daur litik maupun lisogenik. Mekanisme ini penting untuk menyediakan lingkungan yang kondusif untuk replikasi virus. โ Kondisi sel inang pada saat daur litik dan lisogenik sangat penting untuk menjamin replikasi virus yang berhasil. Kondisi sel inang pada saat daur litik dan lisogenik sangat penting untuk menjamin replikasi virus yang berhasil. Daur litik dan lisogenik adalah dua tahap dalam replikasi virus yang berbeda. Pada daur litik, virus menggunakan komponen-komponennya untuk menginfeksi sel inang dan mengaktifkan gen-gennya. Pada saat ini, virus memiliki kontrol atas sel inang. Sel inang harus menyediakan nutrisi yang diperlukan untuk replikasi virus dan memastikan bahwa semua komponen yang diperlukan untuk replikasi tersedia. Untuk daur litik, kondisi sel inang yang diperlukan antara lain sel yang masih hidup, sel yang berkembang biak dengan cepat, dan sel yang tidak terlalu terganggu oleh sistem kekebalan tubuh. Sel-sel ini harus memiliki kondisi yang dapat didukung untuk replikasi virus. Kondisi ini termasuk suhu, pH, ketersediaan nutrisi, dan cahaya. Sel inang yang tidak menyediakan kondisi yang tepat akan menghalangi replikasi virus. Kondisi sel inang saat lisogenik juga penting untuk menjamin replikasi virus yang berhasil. Pada daur lisogenik, virus memasukkan gen-gennya ke dalam sel inang dan mengintegrasikannya ke dalam genom sel inang. Sel inang harus menyediakan lingkungan yang aman untuk integrasi gen virus dan menjaga gen-gen virus dari gangguan luar. Sel inang harus dapat mengatur jalannya replikasi gen virus, memastikan bahwa gen-gen virus hanya diaktifkan di kondisi yang tepat, dan menetapkan jalur sinyal untuk mengontrol aktivitas gen virus. Dalam kedua daur litik dan lisogenik, sel inang harus menyediakan kondisi yang tepat dan aman untuk virus. Ini termasuk mencegah sel mati, menjaga ketersediaan nutrisi, dan memastikan bahwa sistem kekebalan tubuh tidak terganggu. Kondisi ini juga harus dipertahankan selama replikasi virus. Kondisi sel inang yang tepat adalah salah satu faktor yang memungkinkan virus untuk berhasil mereplikasi. Tanpa kondisi yang tepat, replikasi virus tidak akan berhasil dan virus akan mengalami kegagalan.
Bakteriofag โ atau disebut fag untuk menyingkat โ adalah virus yang menyerang bakteri tetapi tidak manusia. Mereka hanya memiliki satu tujuan reproduksi mereka. Tidak bisa hidup mandiri tanpa bantuan korban mereka, mereka tidak lebih dari sepotong protein mati dengan sentuhan materi genetik. Tetapi jika fag yang menempel pada bakteri yang cocok, mereka berkembang biak dalam memulai daur yang mengerikan. Jadi setiap bakteri yang sedang diserang oleh berbagai virus yang menggunakan mereka sebagai tuan rumah mereka untuk bereplikasi. Bakteriofag berbeda dengan virus eukariotik karena, untuk mendeteksi virus yang menginfeksi mata Anda, idealnya Anda harus menginfeksi ke dalam mata Anda, atau garis kultur jaringan sel manusia, yang tidak persis sama dengan mata Anda. Sedangkan bakteriofag yang menginfeksi bakteri, dan bakteri dapat kita dapat tumbuhkan di laboratorium agak mudah. Jadi seluruh organisme dapat tumbuh di atas piring, dan jika Anda menambahkan campuran bakteriofag dengan bakteri, Anda akan melihat di piring yang tidak memiliki bakteriofag itu akan menjadi rumput bakteri, sedangkan di mana pun ada lubang dalam sepiring bakteri, ini menunjukkan bahwa bakteriofag telah menginfeksi dan telah mem-bu-nuh semua bakteri di sekitarnya, yang secara efektif menunjukan apa yang telah dilakukan bakteriofag. Mereka masuk ke dalam sel, memperbanyak diri dan kemudian menjadikan sel bakteri terbuka, mem-bu-nuh bakteri, dan kemudian pergi dan menemukan beberapa tuan rumah lain untuk diinfeksi. Siklus litik melibatkan infeksi inang oleh virus, diikuti oleh lisis, yang merupakan peledakan dan kematian sel inang. Hal ini juga melibatkan pelepasan fag menular baru. Siklus litik terdiri dari tahapan sebagai berikut 1. Adsorpsi โ Virus menempel pada sel inang. Reseptor adsorpsi spesifik berlangsung pada permukaan bakteri, yang dapat melibatkan lipopolisakarida, protein atau bahkan flagela. 2. Injeksi materi genetik โ fag menggunakan gerakan mirip alat suntik untuk injeksi bahan genetik. Setelah menemukan reseptor yang tepat, plat dasar dibawa lebih dekat ke permukaan sel. Serabut ekor membantu mencapai hal ini, dan setelah lampiran serat ekor menyusut, melepaskan materi genetik ke dalam membran inang. 3. Fase Eclipse โ Selama fase ini, materi genetik Bakteriofag mengambil alih mesin sel inang, dan ditentukan fag m-RNA, protein serta yang dihasilkan. Produksi bahan genetik inang dihentikan, dan sel inang menjadi โpabrikโ untuk bahan virus. DNA fag juga diproduksi, produksi akhir m-RNA dan protein terlambat. Tujuan dari protein akhir adalah lisis sel bakteri. siklus litik bakteriofag 4. Produksi virion โ protein Helper merakit virion baru, yang menginfeksi sel inang lainnya pada saat rilis. Pertama, pelat dasar dirakit, diikuti oleh ekor. Kepala kapsid dirakit secara terpisah dan bergabung dengan ekor. DNA genetik ditempatkan dalam kepala kapsid. Ketika semua hal ini terjadi, sel menggambar bahan baku dari lingkungannya. Juga, gen fag mengizinkan hanya komponen virus yang akan dibangun. DNA inang menjadi benar-benar aktif atau hancur. 5. Tahap lisis โ Pada tahap akhir ini, enzim tertentu memecah dinding sel peptodiglycan, sehingga sel inang meledak dan fag baru yang dirilis untuk mencari sel inang baru, sehingga siklus dapat dilanjutkan. Siklus Lisogenik Bakteriofag Pada siklus lisogenik, lisis tertunda, dan fag menjadi bagian dari tuan rumah untuk beberapa waktu. Virus tetap aktif dan dapat menjadi aktif setiap saat, mengarahkan sintesis material virus. Tahapan berikut merupakan bagian dari siklus lisogenik 1. Adsorpsi โ Tahap ini mirip dengan tahap adsorpsi siklus litik. 2. Injeksi materi genetik โ Serupa dengan fase siklus litik. 3. Replikasi โ Pada fase ini, bahan genetik dari virus ini tidak diproduksi atau ditranskripsikan secara signifikan. siklus lisogenik bakteriofag 4. Represi โ Pada fase ini, protein, yang disebut represor, dibuat untuk mengikat ke tempat tertentu pada DNA fag. Tempat ini disebut operator. Tujuan dari represor adalah untuk mematikan proses transkripsi hampir semua gen fag, kecuali gen represor. Hasil ini merupakan genom yang ditekan dan menjadi berasimilasi ke dalam kromosom inang. 5. Lysogeny โ Karena kondisi tertentu, seperti paparan dari sel terhadap radiasi pengion atau radiasi UV, sel akan menghasilkan protease, yang pada gilirannya menyebabkan penghancuran protein represor. Hal ini menyebabkan pelepasan gen fag dan penggandaan litik, membawa siklus lisogenik berakhir. Bakteriofag ditemukan dalam banyak perut hewan dan ditemukan dalam jumlah besar di laut. Samudera dan lautan mengandung jumlah yang sangat tinggi dari fag, dan beberapa perkiraan menempatkan jumlah bakteri terinfeksi fag di perairan laut yang mengejutkan sampai 70 persen. Bakteriofag sangat berguna untuk terapi fag, karena mereka adalah agen anti bakteri alami. Secara historis, orang-orang sembuh dari penyakit seperti kusta, tampaknya ajaib dengan minum air dari sungai suci, namun fag di perairan yang sebenarnya bertanggung jawab untuk menghancurkan bakteri yang menyebabkan kusta. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pada kemungkinan penggunaan fag pada terapi fag.
bagaimana kondisi sel inang pada saat daur litik dan lisogenik