🦥 Alat Yang Digunakan Untuk Mendiagnosa Suatu Penyakit Disebut
Sebagaialat bantu dalam mendiagnosa dan menangani kasus penyakit: Data recording berfungsi sebagai anamnesa. Anamnesa (sejarah) dibutuhkan untuk melakukan diagnosa terhadap suatu penyakit. Misalnya data bibit yang digunakan, obat apa saja yang digunakan, seperti apa program penggunaan obat, pola pemberian ransum dan jumlah yang
IstilahUmum Yang Sering Digunakan di Laboratorium Medik. Infolabmed 6:37 AM. Istilah Umum di Laboratorium Medik. Ada banyak istilah yang digunakan di laboratorium medik, tetapi di dalam bab ini hanya sebagian saja yang akan di pelajari, terutama yang sering dipakai atau digunakan secara rutin. Mari kita lihat beberapa istilah di bawah ini :
ALATKESEHATAN HEMODIALYSA. Hemodialysa atau yang biasa disebut alat pencuci darah yaitu alat yang berfungsi untuk menggantikan fungsi ginjal bagi pasien yang mengalami gagal ginjal. Fungsi ginjal adalah menjaga cairan tubuh, electrolyte, keseimbangan asam dan basa dan menetralkan pengaruh ketidakstabilan aktivitas metabolisme. Kerusakan
MacamMacam Alat Kesehatan. Alat Kesehatan disebut juga alat medis, yaitu mengandung pengertian instrumen, apparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang berfungsi untuk mendiagnosa, mencegah dan menyembuhkan penyakit, memulihkan kesehatan pada manusia dan untuk membentuk struktur dan fungsi jaringan tubuh.
Alatkesehatan (UU RI No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan) adalah instrument, aparatus, mesin, impalant yang mengandung obat, yang di gunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memuliahkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh
Semakincanggihnya ilmu kedokteran sangat membantu tenaga medis untuk mendiagnosa suatu penyakit dan mengobati pasien. Salah satu alat bantu yang sangat membantu dalam melakukan diagnosa terhadap penyakit anak balita adalah sistem pakar. Aplikasi yang dikembangkan merupakan sistem pakar yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit
Kesehatanmodern dalam proses penyembuhannya mengunakan alat-alat modern, obat-obat yang digunakan juga kebanyakan dari zat-zat kimia, atau dalam mendiagnosa suatu penyakit selalu dihubungkan dengan kuman atau virus yang menyerang tubuh (Soejoeti, 2008:4). Pendekatan berbeda dilakukan oleh masyarakat tradisional ketika mereka merasakan ada
Proporsisimerupakan suatu statement atau pernyataan yang menyatakan benar (TRUE) atau salah (FALSE). Logika Predikat. Suatu logika yang lebih canggih yang seluruhnya menggunakan konsep dan kaidah proporsional yang sama. Disebut juga kalkulus predikat, yang memberi tambahan kemampuan untuk mempresentasikan pengetahuan dengan cermat dan
pemrogramanDelphi 7.0 untuk mencari kaidah-kaidah yang telah disusun seorang pakar dan telah disimpan dalam basis data dengan bentuk tabel. Mekanisme berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar tergambar jelas disini, mekanisme ini akan menganalisa suatu masalah dan selanjutnya akan mencari jawaban atau
Cahayamempunyai banyak manfaat. Selain bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, cahaya juga di manfaatkan dalam bidang medis. Salah satu penerapannya adalah dalam pendeteksian suatu penyakit yang bertujuan untuk mendiagnosa dan proses penyembuhan penyakit melalui terapi. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis membuat makalah ini.
informasi(drug informer) khususnya untuk obat-obat yang digunakan dalam swamedikasi. Obat-obat yang termasuk dalam golongan obat bebas dan bebas terbatas relatif aman digunakan untuk pengobatan sendiri (swamedikasi). Buku ’’Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas‘’ ini disusun untuk membantu masyarakat dalam melakukan swamedikasi.
melakukanpengukuran PRL dan dinilai untuk insufisiensi hipofisis anterior, yang sangat sering berhubungan dengan adenoma hipofisis ukuran besar.2 2.2 Modalitas Radiologi Pada Gangguan Pituitari Pemeriksaan radiologi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang biasa digunakan untuk membantu dalam penegakan diagnosis. Hampir semua jenis
v8BACqy. Begini penjelasan dokter mengenai prosedur endoskopi yang digunakan untuk mendiagnosa dan mengobati suatu penyakit. Senin, 11 Juli 2022 1217 endoskopi untuk mendiagnosa suatu penyakit - Endoskopi merupakan suatu prosedur untuk melihat kondisi organ di dalam tubuh, salah satunya di bagian saluran pencernaan. Menurut Prof. Murdani, dengan adanya alat endoskopi dapat membantu dokter untuk melakukan suatu diagnosis dan menilai suatu kelainan yang ada di dalam saluran pencernaan. Pasalnya penyakit yang ada di saluran pencernaan tidak dapat terlihat oleh mata secara langsung, sehingga membutuhkan alat bantu untuk mengetahui penyakit yang menyerang saluran pencernaan. Pemeriksaan endoskopi sendiri dapat dilakukan ketika pasien mengalami berbagai keluhan pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut, kembung, cepat kenyang, anemia, muntah berdarah, hingga BAB berdarah. Baca juga Waktu yang Tepat untuk Melakukan Endoskopi, Salah Satunya saat Mengalami Gangguan Saluran Pencernaan Ilustrasi prosedur endoskopi untuk mendiagnosis suatu penyakit "Seringkali kita tidak melihat kesesuaian antara keluhan rasa sakit dan penyakit yang dialami pasien," terang Prof. Murdani. "Boleh jadi keluhannya heboh, namun penyakitnya ringan saja. Atau bisa sebaliknya, keluhannya ringan namun penyakitnya ternyata sudah pada tahap yang parah." "Oleh karena itu, hal ini merupakan tugas dokter untuk memilah mana yang masuk kategori sakit dan penyakit yang dialami pasien." Baca juga Endoscopic Spine Surgery, Teknik Terbaru untuk Mengatasi Saraf Kejepit, Begini Ulasan dr. Harmantya ilustrasi kesehatan saluran pencernaan Dilansir Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastro Entero Hepatologi, Prof. DR. dr. Murdani Abdullah, memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Kompas Tv program Bincang Sehat. Prof. Murdani menjelaskan, endoskopi berupa pipa lentur dimana pipa tersebut dilengkapi dengan lampu dan dilengkapi dengan kamera kecil dan halus diujungnya. Meskipun memiliki kamera yang kecil, namun kamera tersebut dapat menampilkan gambar yang jelas. Kamera tersebut berfungsi untuk menangkap objek yang ada di dalam tubuh atau pada saluran pencernaan untuk ditampilkan pada layar monitor. Dengan kamera tersebut, dokter dapat menilai kelainan yang terjadi pada saluran pencernaan. Baca juga Mekanisme Pemeriksaan Gangguan Saluran Cerna Bawah yang Perlu Dipahami dari dr. Aritantri Darmayani ilustrasi saluran cerna Terdapat dua macam pemeriksaan endoskopi yang dapat dilakukan pada saluran pencernaan, yaitu esofago gastro duodenoscopi dan kolonoskopi. Esofago gastro duodenoscopi adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan pada saluran pencernaan di bagian atas, dimana endoskopi fiberoptioc atau endoskop video dimasukkan ke dalam saluran cerna melalui mulut, esofagus, lambung, hingga duodenum bagian distal. Sedangkan kolonoskopi adalah pemeriksaan saluran pencernaan pada bagian saluran cerna bawah dimana endoskopi fiberoptic atau endoskop video dimasukkan ke dalam saluran cerna melalui anus, rektum, kolon hingga sekum. Baca juga Ragam Pemeriksaan dalam Deteksi Gangguan Saluran Cerna Bawah, Simak Anjuran dr. Aritantri Darmayani ilustrasi nyeri saluran cerna bagian bawah Tak hanya digunakan untuk mendiagnosis saja, menurut Prof. Murdani, endoskopi juga dapat digunakan untuk mengobati masalah pada pencernaan, seperti membuang polip, menutup luka, hingga menghentikan pendarahan. "Endoskopi tidak hanya sebagai alat diagnosis, tetapi juga bisa menjadi suatu metode pengobatan," terang Prof. Murdani. "Misalnya kita melakukan deteksi terhadap usus besar atau polip yang dikhawatirkan akan tumbuh menjadi kanker, dengan endoskopi ini, kita bisa melakukan pengangkatan polip." Baca juga Waspada Gangguan Saluran Cerna Bawah yang Bisa Kambuh Sewaktu-waktu, Simak Kata Dokter Berikut ilustrasi mengalami sakit perut karena gangguan pada saluran pencernaan "Tak hanya untuk pengangkatan polip saja, namun juga bisa untuk endoscopic submucosal dissection." "Dan ini dapat dilakukan secara efektif untuk membuang tumor dan kanker pada stadium awal." Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastro Entero Hepatologi, Prof. DR. dr. Murdani Abdullah, dalam tayangan YouTube Kompas Tv program Bincang Sehat pada 26 Februari 2022. Baca berita lain seputar kesehatan di sini Penulis Irma Rahmasari Editor Ekarista Rahmawati
Pemeriksaan radiologi adalah prosedur medis yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis atau menangani suatu penyakit, juga untuk membantu pelaksanaan prosedur medis lainnya. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat melihat gambaran dan kondisi bagian dalam tubuh pasien. Pemeriksaan radiologi dilakukan dengan menggunakan sejumlah media, seperti sinar-X, gelombang magnet, gelombang suara, dan cairan radioaktif. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit atau sebagai penunjang prosedur medis, misalnya terapi radiasi untuk kanker. Terdapat beberapa jenis pemeriksaan radiologi, baik untuk mendiagnosis penyakit maupun membantu prosedur medis, seperti Foto Rontgen Ultrasonografi USG Fluoroskopi Computed Tomography/Computerized Axial Tomography CT/CAT Positron Emission Tomography PET Magnetic Resonance Imaging MRI Indikasi Pemeriksaan Radiologi Secara umum, pemeriksaan radiologi dibagi menjadi dua jenis, yaitu radiologi diagnostik dan radiologi intervensi. Berikut adalah penjelasannya Radiologi diagnostik Radiologi diagnostik bertujuan untuk melihat struktur organ dalam pasien. Pemeriksaan ini membantu dokter menentukan jenis gangguan medis yang diderita pasien. Beberapa penyakit yang dapat terdeteksi melalui pemeriksaan radiologi diagnostik adalah Tumor dan kanker Epilepsi Infeksi, misalnya COVID-19 Abses atau kumpulan nanah Gangguan sendi dan tulang Gangguan pencernaan Gangguan pembuluh darah Gangguan kelenjar tiroid Gangguan kelenjar getah bening Gangguan saluran kemih Gangguan sistem saraf Penyakit ginjal Penyakit Alzheimer Penyakit paru-paru Penyakit jantung Stroke Radiologi intervensi Radiologi intervensi dilakukan untuk membantu dokter dalam menjalankan prosedur medis, seperti memasang kateter atau memasukkan alat medis yang berukuran kecil ke dalam tubuh pasien. Beberapa prosedur yang dapat memanfaatkan bantuan radiologi intervensi adalah Pemasangan ring, angiografi, dan angioplasti Pemasangan feeding tube atau selang nasogastrik Pengambilan sampel jaringan biopsi pada payudara, paru-paru, atau kelenjar tiroid Pemasangan Central Venous Catheters CVC Pengobatan tulang belakang, seperti vertebroplasti dan kifoplasti Penyumbatan pembuluh darah atau embolisasi untuk menghentikan perdarahan Ablasi tumor untuk membunuh sel-sel kanker Selain untuk mendeteksi penyakit dan membantu prosedur medis, dokter juga bisa memanfaatkan pemeriksaan radiologi untuk mengetahui bagaimana respons tubuh pasien terhadap pengobatan suatu penyakit. Peringatan Pemeriksaan Radiologi Untuk mencegah timbulnya gangguan selama pemeriksaan, beri tahu dokter jika Anda mengalami kondisi berikut Sedang hamil Memiliki alergi terhadap cairan kontras dan obat-obatan tertentu Menderita gangguan organ hati dan ginjal Memiliki implan yang terpasang di tubuh, seperti sendi buatan atau alat pacu jantung Memiliki tato di tubuh Menderita claustrophobia atau fobia terhadap ruang sempit dan tertutup Mengonsumsi suplemen, produk herbal, atau obat-obatan, misalnya obat untuk diabetes Sebelum Pemeriksaan Radiologi Sebelum menjalani pemeriksaan radiologi, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh pasien. Hal ini bertujuan agar pasien mendapatkan hasil pemeriksaan yang optimal. Tergantung pada jenis pemeriksaan radiologi yang akan dijalani, persiapan yang perlu dilakukan pasien antara lain Tidak melakukan aktivitas berat 1–2 hari dan menjalani pola diet tertentu 24 jam sebelum menjalani pemeriksaan PET scan Berpuasa 4–12 jam sebelum menjalani USG atau CT scan, karena makanan yang belum tercerna bisa membuat gambar yang dihasilkan kurang jelas Minum obat pereda rasa sakit, misalnya pada pasien yang menjalani foto Rontgen untuk mendiagnosis patah tulang Minum air putih yang cukup dan tidak buang air kecil sampai selesai pemeriksaan pada pasien yang hendak menjalani USG Tidak minum apa pun kecuali air putih, dimulai sejak 24 jam sebelum PET scan Melepas semua aksesoris yang dipakai, seperti perhiasan, jam tangan, gigi palsu, dan kacamata, lalu mengenakan pakaian khusus dari rumah sakit Perlu diketahui, beberapa pemeriksaan radiologi tertentu, seperti foto Rontgen dada dan tulang, tidak memerlukan persiapan khusus. Prosedur Pemeriksaan Radiologi Seperti yang telah disebutkan di awal, ada berbagai macam pemeriksaan radiologi. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis pemeriksaan radiologi 1. Foto Rontgen Pemeriksaan foto Rontgen dilakukan menggunakan mesin yang mengeluarkan radiasi sinar-X untuk menampilkan bagian dalam tubuh pasien dalam gambar dua dimensi. Pemeriksaan ini umumnya hanya berlangsung selama beberapa menit. Tergantung pada bagian tubuh yang diperiksa, dokter mungkin mengambil gambar pasien dalam sejumlah posisi. Pada beberapa kondisi, dokter akan menggunakan cairan kontras agar gambar yang dihasilkan menjadi lebih jelas. 2. Fluoroskopi Fluoroskopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan sinar-X untuk menampilkan gambar organ tubuh pasien dalam format video. Umumnya, sebelum menjalankan pemeriksaan, dokter akan memberikan zat pewarna kontras pada pasien. Sama seperti pemeriksaan foto Rontgen, dokter dapat meminta pasien mengubah posisi agar mendapatkan hasil yang lebih jelas. Durasi pemeriksaan fluoroskopi tergantung pada bagian tubuh yang diperiksa. 3. Ultrasound USG USG dilakukan dengan mengarahkan gelombang suara berfrekuensi tinggi ke bagian tubuh pasien yang akan diperiksa. Gelombang suara tersebut akan memantul saat mengenai objek padat, seperti organ dalam tubuh atau tulang. Pantulan dari gelombang suara tersebut akan ditangkap oleh alat yang ditempelkan ke permukaan tubuh pasien, kemudian diproses oleh komputer menjadi gambar dua atau tiga dimensi. USG umumnya berlangsung selama 20–40 menit. Pemeriksaan ini aman dilakukan pada ibu hamil. 4. CT scan CT scan bertujuan untuk menampilkan gambar organ dalam tubuh pasien dengan lebih jelas dari berbagai sudut. Pemeriksaan CT scan dilakukan menggunakan mesin pemancar sinar-X yang didukung sistem komputer khusus. CT scan dapat menampilkan gambar organ tubuh pasien secara detail, bahkan bisa digabungkan menjadi gambar tiga dimensi. Seluruh tahap pemeriksaan ini biasanya berlangsung selama 20 menit sampai 1 jam. 5. MRI Magnetic resonance imaging MRI bertujuan untuk menghasilkan gambar organ di dalam tubuh pasien secara detail. Pemeriksaan MRI dapat berlangsung selama 15 menit sampai lebih dari 1 jam. MRI menggunakan teknologi medan magnet dan gelombang radio sehingga aman dari radiasi. Gambar yang dihasilkan dari MRI juga lebih detail dan jelas daripada jenis pemeriksaan radiologi lain. 6. Pemeriksaan kedokteran nuklir Pemeriksaan kedokteran nuklir dilakukan menggunakan mesin yang dilengkapi kamera gamma. Kamera gamma tersebut berfungsi mendeteksi sinar gamma di dalam tubuh pasien. Sinar gamma di dalam tubuh pasien berasal dari cairan radioaktif yang disuntikkan ke pasien sebelum pemeriksaan. Sinar tersebut kemudian diproses oleh komputer menjadi gambar tiga dimensi untuk selanjutnya dianalisis oleh dokter. Setelah Pemeriksaan Radiologi Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diketahui pasien setelah menjalani pemeriksaan radiologi Pasien bisa kembali beraktivitas setelah menjalani pemeriksaan bila tidak diberikan obat penenang sebelumnya Pasien yang menjalani radiologi intervensi, seperti kateterisasi pembuluh darah, harus menjalani rawat inap di rumah sakit selama beberapa hari sampai lengan atau kaki yang dimasukkan kateter pulih Hasil pemeriksaan radiologi akan dianalisis oleh dokter dan pasien dapat mengetahui hasilnya di hari yang sama atau beberapa hari setelahnya Jika diperlukan, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani tes darah atau pemeriksaan radiologi lain guna mendapatkan diagnosis yang lebih akurat. Jika dari hasil pemeriksaan radiologi ditemukan penyakit, dokter akan merekomendasikan pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Pasien yang menjalani pemeriksaan PET scan dan pemeriksaan kedokteran nuklir dianjurkan untuk banyak minum air putih agar cairan radioaktif keluar melalui urine. Kapan Harus ke Dokter Setelah pemeriksaan radiologi, segera hubungi dokter bila Anda mengalami keluhan sebagai berikut Nyeri, kemerahan, atau bengkak pada daerah penyuntikkan kontras Diare parah, bila Anda minum kontras sebelum pemeriksaan radiologi Muncul tanda-tanda infeksi, seperti demam, nyeri, atau keluar nanah dari area penyuntikkan kontras Komplikasi Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan radiologi merupakan prosedur yang aman dan jarang menimbulkan komplikasi. Meski demikian, pemeriksaan ini tetap berisiko menyebabkan gangguan kesehatan, seperti Mual, pusing, dan muncul sensasi rasa logam di mulut Cairan kontras yang diberikan pada pemeriksaan radiasi bisa menimbulkan berbagai keluhan, seperti mual, muntah, gatal, pusing, dan sensasi rasa logam di mulut. Pada pasien dengan gangguan ginjal, penggunaan cairan kontras bahkan bisa menyebabkan gagal ginjal akut. Tekanan darah menurun Meski jarang terjadi, cairan kontras juga bisa menyebabkan tekanan darah turun drastis, syok anafilaktik, dan serangan jantung. Muncul kanker CT scan yang dilakukan satu kali biasanya masih tergolong aman bagi pasien. Namun, risiko munculnya kanker akibat radiasi bisa meningkat jika CT scan dijalani berulang kali. Risiko ini lebih tinggi bila CT scan dilakukan berulang pada anak. Luka dan implan dalam tubuh pasien rusak Medan magnet pada mesin MRI dapat menarik logam. Oleh sebab itu, luka bisa terjadi jika pasien lupa melepas perhiasan sebelum menjalani MRI. Medan magnet pada MRI juga dapat merusak implant dalam tubuh, seperti alat pacu jantung.
Halodoc, Jakarta – Untuk memastikan diagnosis suatu penyakit, pemeriksaan fisik dasar saja seringkali tidak cukup. Dibutuhkan pemeriksaan penunjang seperti spirometri, terutama dalam mendeteksi penyakit paru-paru. Pemeriksaan spirometri ini berguna untuk mengukur kapasitas dan fungsi paru-paru, sekaligus mendiagnosis adanya penyakit tertentu pada paru-paru. Namun, penyakit apa saja sih yang bisa dideteksi melalui pemeriksaan spirometri? Tentu saja penyakit-penyakit yang berkaitan dengan paru-paru. Jika kamu memerlukan informasi lebih lanjut tentang penyakit paru ataupun spirometri, kamu bisa lho gunakan fitur Talk to a Doctor di aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat atau Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol langsung dengan dokter spesialis paru yang kamu inginkan, kapan dan di mana saja. Baca juga Harus ke Dokter, Ini Cara Diagnosis Fibrosis Paru Lebih lanjut, penyakit apa saja sih yang bisa dideteksi oleh pemeriksaan spirometri? Berikut beberapa di antaranya 1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK PPOK adalah penyakit paru akibat peradangan kronis yang menyebabkan aliran udara jadi terhambat, sehingga menimbulkan batuk, sesak napas, dan mengi. Pengidap PPOK perlu menjalani spirometri mulai sejak penyakit ini didiagnosis sampai sepanjang pengobatan dan pengendaliannya. Pemeriksaan ini juga bisa mendeteksi PPOK, bahkan pada tahapan paling awal sebelum gejala yang jelas muncul. Tes spirometri biasanya dilakukan setiap 1–2 tahun untuk menilai fungsi pernapasan pada pengidap PPOK. 2. Asma Asma adalah jenis penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran napas, sehingga menimbulkan sesak napas dan batuk. Gejala asma biasanya bisa muncul bila terdapat infeksi, alergi, terkena paparan polusi, hingga ketika pengidap dilanda kecemasan. 3. Fibrosis Kistik Fibrosis kistik adalah penyakit turunan di mana paru-paru dan sistem pencernaan tersumbat oleh lendir yang tebal dan lengket. 4. Fibrosis Paru Fibrosis paru adalah kondisi yang terjadi saat jaringan paru rusak dan terbentuk jaringan parut pada jaringan paru. Jaringan parut ini kemudian membuat paru menjadi lebih kaku, sehingga mengganggu pernapasan. Baca juga Begini Proses untuk Melakukan Pemeriksaan Spirometri 5. Emfisema Penyakit paru yang satu ini bersifat progresif dalam jangka panjang yang biasanya menyebabkan napas menjadi pendek. Bila kamu sering mengalami napas pendek atau lebih dikenal dengan istilah sesak napas, ada baiknya kamu menjalani pemeriksaan spirometri untuk memastikan adanya penyakit emfisema. 6. Bronkitis Kronik Bronkitis kronik adalah jenis bronkitis yang disebabkan oleh infeksi bronkus dan bisa bertahan setidaknya tiga bulan dalam satu tahun dan berulang pada tahun berikutnya. Bronkitis kronis lebih sering dialami oleh orang dewasa yang berusia di atas 40 tahun. Gejala yang perlu kamu waspadai, di antaranya batuk, lendir berwarna putih atau hijau, sesak napas, dan rasa tidak nyaman pada dada. Cara Kerja Pemeriksaan Spirometri Sebenarnya, spirometri merupakan salah satu metode pemeriksaan fungsi paru-paru terbaik dan yang paling sering digunakan oleh tim yang digunakan untuk melakukan tes spirometri disebut dengan spirometer, yaitu suatu mesin yang dapat mengukur seberapa baik fungsi paru kamu, mencatat hasilnya, dan menampilkannya dalam bentuk grafik. Saat menjalani pemeriksaan ini, kamu akan diminta untuk bernapas melalui spirometer, kemudian dokter akan menilai fungsi paru spirometri biasanya bisa dilakukan di rumah sakit atau tempat praktik dokter, di mana hanya memakan waktu sekitar 15 menit saja. Tes ini akan menunjukkan kondisi paru-paru kamu, termasuk seberapa banyak udara yang bisa kamu hirup dan keluarkan. Baca juga Waspadai 5 Penyakit Paru yang Umum Terjadi Pemeriksaan spirometri juga bisa membantu dokter untuk melihat seberapa gawat atau sudah sampai tahap apa kerusakan paru-paru yang dialami seseorang, serta menilai respon pengobatan terhadap tubuh. Jadi, jika kamu memiliki masalah paru-paru atau pernapasan, coba diskusikan ke dokter tentang kemungkinan diperlukan pemeriksaan spirometri untuk mengetahui adanya penyakit paru. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Setelah melakukan pemeriksaan spirometri, dokter akan menjelaskan hasil pemeriksaan tersebut dan dapat memberikan pengobatan lebih lanjut.
alat yang digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit disebut